Kamis, 07 Juli 2011

si puntung rokok

 

tertanda, 30 Juni 2007…

siang itu aku hanya ingin pergi jauh, aku tak ingin seseorang pun menemukanku.. akupun memintamu untuk membawaku pergi kemana saja.. ya terserah!! aku tak pepeduli. hatiku kalut.. perasaanku hancur… dia mengecewakanku lagi dan lagi untuk kesekian kalinya.

09.00 pagi ini pun kau menjemputku tepat di kos. kau membawaku ke suatu tempat yang memang aku sendiri belum pernah melihat apalagi kesana.. kau menghiburku… tapi tetap saja aku masih kalut. kau tidak menanyakan bagaimana kabarku, aku biarkan kau berceloteh banyak hal siang itu.. tetap tidak ada perubahan yang berarti untukku. akhirnya kita pun istirahat untuk sholat dzuhur di mushola dekat tempat kita ber cengkrama. sehabis itu kau bertanya ” mau kemana lagi…” aku diam… lalu akupun bilang kalau aku tak ingin pulang… dan kau pun membawaku pergi ke tempat yang lain.. hanya membawa sebekal roti untuk makan siang dan 1 botol aqua untuk di minum kita pun meneruskan perjalanan.

Sebuah pohon rindang… dengan pemandangan yang sangat indah kau membawaku kesana… angin sejuk, cuaca yang cerah… sungguh indah pegunungan itu. damai… yah itu yang aku rasakan. perasaanku pun mulai membaik… sampai kau bercerita tentang kisah si puntung rokok. “sifat manusia seperti puntung rokok ini… saat di butuhkan dia di cari2 tapi saat dirasa tidak berguna maka akan dibuang begitu saja tanpa di lihat”.. aku hanya diam. lalu kau bertanya… “kenapa kau menyukai seseorang hanya dengan apa yg kau lihat.. bukan kepribadian or jiwa nya” kenapa harus dengan anak banjarnegara…" itu katamu. aku menangis… aku menangis.. ya aku menangis… rasa sakit yang dari tadi kutahan tak bisa ku bendung lagi. kau diam… lalu mengusap kepalaku dengan lembut. lalu bilang “sudahlah… gapapa kalau gak mau cerita”..

kitapun memutuskan untuk kembali ke kota.. karena waktu memang sudah sore. aku takut… sangat takut… aku tak mau hari ini berlalu. ”bolehkah ku pinjam punggung mu..?” spontan ku katakan itu…. ” iya..” kau menjawabnya… aku memeluknya.. sepanjang perjalanan aku memeluknya. kau hanya diam.. “aku gak mau pulang… aku masih pingin bareng…” dengan sedikit senyum kau menjawab “iya gak papa… tapi ambil helm dulu yah” & aku hanya mengangguk… kitapun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan

malam minggu untuk pertama kalinya aku di bawanya ke alun-alun kota.. benar-benar asing.. tak pernah dalam hidupku pada saat itu kluyuran di malam hari dengan laki-laki ke alun-alun pula. selesai sholat maghrib dan makan.. kita duduk-duduk santai disana. perasaan takut yg berbeda pun muncul.. aku tak ingat lagi kalutku tetang dia.. rasa takut ini muncul justru untukmu. “apa kau akan memperlakukan aku seperti puntung rokok itu…” kembali spontan ucapanku keluar.. “setelah kau tidak butuh aku apa aku akan di buang begitu saja…” aku benar2 takut. 
kau memegang tanganku dengan lembut… “aku sendiri sering merasakan sakitnya seperti itu… mana mungkin aku akan melakukan hal yang sama pada orang lain. biasanya merekalah yang akan meninggalkanku”. hati ku kembali tenang… ada rasa sedikit lega di hatiku entah kenapa bisa muncul. jam 9 malam kurang 1/4 aku memutuskan untuk balik ke kos. kami pulang… di perjalanan aku memeluknya erat-erat., sangat erat!! aku gak mau ini berlalu.. aku gak mau esok akan berubah. aku takut kehilangan mu… sungguh takut. rasa ini benar2 besar.. aku tak tau apa yang kau pikirkan saat ku peluk erat. selama perjalanan kita hanya diam.. hanya diam.

tiba di kos persis jam 9 malam. aneh.. bisa selama ini aku berdua dengan laki-laki yang awalnya hanya teman. teman biasa… sangat biasa karena bertemu & tatap muka hampir tdk pernah, walaupun kita 1 kampus. hanya sms saja yang memang tdk ada artinya..

09.00 pagi aku pergi dengannya. 9 malam aku kembali ke kos.. 12 jam kita bersama. 12 jam mengubah jalan hidupku hingga sekarang. 12 jam mempertemukan kita dalam ikatan cinta ini. terimakasih… terimakasih… kau ajarkan aku arti diicintai & mencintai..

karena 12 jam inilah kita mampu melewati suka dan duka bersama… melewati 4 tahun kita bersama… semoga memang di gariskan oleh sang Ilahi seperti ini.
Amin

2 komentar: